Pengobatan Tifus

PENGOBATAN HARUS TUNTAS
Bila demam tifoid masih terbilang ringan, istilahnya gejala tifus atau paratifus, dokter akan menyarankan banyak istirahat, banyak minum, dan obat antibiotik yang diberikan harus dihabiskan.
Perawatan dan pengobatan bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali. “Sebab, meski masih tahap ringan, kuman terus menyebar dan berkembang-biak dengan cepat,” jelas Arlin.
Sayangnya, diagnosa demam tifoid pada anak-anak cukup sulit dilakukan. “Pada sejumlah anak, mereka tak mengeluh mual, pusing, atau suhu tubuhnya tinggi. Anak hanya bisa menangis atau rewel.” Pemeriksaan laboratorium pun kerap sulit dilakukan karena anak umumnya meronta jika harus diambil darahnya.
Untuk tifus yang sudah berat, penderita diharuskan menjalani perawatan di rumah sakit. Biasanya selama 5-7 hari harus terus berbaring. “Setelah melewati hari-hari itu, proses penyembuhan akan dilanjutkan dengan memobilisasi bertahap.” Hari pertama, dudukkan anak 2 x 15 menit, lalu meningkat 2 x 30 menit di hari kedua, dan seterusnya. Baru kemudian belajar jalan.
BISA KAMBUH LAGI
Yang jelas, lanjut Arlin, demam tifoid tak boleh dianggap enteng. “Harus diobati secara total.” Karena itu, jika dosis obat ditetapkan 4 kali sehari, harus ditaati. “Kalau cuma diminum 3 kali sehari, kuman tak akan mati.” Pengobatan yang tak tuntas, membuat bakteri akan terus terbawa dan berkembang biak. “Tingkat kemungkinan kambuh lagi, sampai 15 persen.”
Arlin kembali mengingatkan, betapa cepatnya bakteri ini berkembang biak dan menjalar ke mana-mana melalui pembuluh darah. “Bisa menyerang paru-paru, hati, hingga otak.”
Padahal, jika demam tifoid sudah tergolong berat, akan sulit diobati karena sudah terlanjur terjadi komplikasi. Misalnya, bakteri sudah membuat usus bocor (perforasi) sehingga timbul pendarahan ketika buang air besar. Usus pun sudah sulit sekali mencerna makanan karena selaputnya sudah terinfeksi (peritonitis).”Tak ada jalan lain, kecuali operasi untuk memperbaiki ususnya yang bolong.”
Serangan lainnya adalah ke paru-paru yang membuat penderita sulit bernapas. Yang lebih parah, jika bakteri sudah masuk ke otak. “Anak akan kejang-kejang, tak sadarkan diri, bahkan koma beberapa saat.”

0 komentar: