PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) / PENYAKIT HUBUNGAN SEKSUAL (PHS) / SEXUALLY TRANSMITTED DISEASES (STD

Terdapat juga pengertian yang mungkin keliru di kalangan awam, bahwa penyakit menular seksual atau penyakit kelamin adalah penyakit yang menyerang organ kelamin / genital. Padahal, melalui modus kontak kelamin yang bervariasi (manual / oral / anal) dapat juga terjadi gejala penyakit pada kulit, mulut, anus, dan organ / sistem organ ekstragenital lainnya.
Selama dekade terakhir ini insidens PHS cepat meningkat di berbagai negara. Meskipun demikian, data yang dilaporkan tentu tidak menggambarkan keadaan sesungguhnya (“fenomena gunung es”).
Hal ini antara lain disebabkan :
1. Banyak kasus yang tidak dilaporkan.
2. Kalaupun ada laporan, sistem pelaporan yang berlaku belum ada keseragaman.
3. Fasilitas diagnostik di berbagai daerah kurang mendukung, seringkali juga terjadi salah diagnosis dan penatalaksanaan.
4. Banyak kasus yang asimptomatik (tidak memberikan gejala yang khas).
5. Bila penderita wanita, sering tanpa gejala khas (asimptomatik) sehingga mereka merasa tidak perlu berobat.
6. Program pengontrolan terhadap PHS dari pemerintah / instansi belum berjalan baik.
Secara keseluruhan, dapat dilihat bahwa ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan terjadinya insidens PHS, antara lain :
1. Perubahan demografik yang luar biasa : peledakan jumlah penduduk, pergerakan / mobilitas masyarakat yang bertambah (sering bepergian ke luar kota untuk pekerjaan, liburan, wisata, kongres/seminar/rapat dll).
2. Kemajuan sosial ekonomi industri, menyebabkan lebih banyak kebebasan sosial dan lebih banyak waktu yang terluang.
3. Kelalaian sistem negara dalam memberikan pendidikan kesehatan umumnya dan pendidikan seksualitas khususnya.
4. Perasaan “aman” pada penderita karena pemakaian obat antibiotik dan kovntrasepsi yang dapat dipilih sendiri, yang belum tentu benar.
5. Akibat banyak pemakaian antibiotik yang tidak sesuai, akibatnya terjadi resistensi kuman terhadap antibiotik tersebut.
6. Fasilitas kesehatan kurang memadai terutama fasilitas laboratorium dan klinik pengobatan.
7. Banyaknya kasus asimptomatik, merasa diri tidak sakit, tetapi mempunyai potensi untuk menulari orang lain.
Usaha penyuluhan dan penanggulangan harus melibatkan ketiga disiplin yang saling berhubungan :
1. segi medik
2. segi epidemiologik
3. segi psikososial

0 komentar: